Friday, January 24, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga Inggris6 Bintang Premier League yang Mengalami Kemerosotan Drastis, Termasuk Casemiro

6 Bintang Premier League yang Mengalami Kemerosotan Drastis, Termasuk Casemiro

Beberapa pemain yang dulunya menjadi bintang di Premier League kini mengalami penurunan performa yang signifikan. Mereka pernah menjadi bintang utama di liga paling kompetitif di dunia, tetapi seiring berjalannya waktu, berbagai faktor seperti usia, cedera, hingga penurunan kepercayaan diri menyebabkan performa mereka jauh dari harapan.

Berikut adalah enam pemain Premier League yang performanya menurun drastis, yang mungkin perlu mempertimbangkan masa depan karier mereka di level tertinggi.

- Advertisement -
asia9QQ

1. Son Heung-min

Son Heung-min, yang selama bertahun-tahun menjadi salah satu andalan Tottenham Hotspur, kini mulai menunjukkan penurunan performa. Sebelum musim 2024/2025 dimulai, Son telah mencetak 120 gol di liga, membuktikan dirinya sebagai salah satu penyerang terbaik. Namun, usia yang menginjak 32 tahun membuat kecepatan dan ketajamannya mulai berkurang.

Tottenham sempat memperpanjang kontraknya secara otomatis, sebuah keputusan yang lebih sentimental daripada strategis. Son, yang dulunya dikenal sebagai pembawa harapan klub, kini justru menjadi salah satu faktor yang menyebabkan performa Tottenham menurun drastis di tabel klasemen.

2. Casemiro

Casemiro memberikan dampak besar saat pertama kali bergabung dengan Manchester United. Sebagai pemain dengan lima gelar Liga Champions, kehadirannya membawa stabilitas di lini tengah United dan membuatnya disebut sebagai salah satu rekrutan terbaik pasca era Sir Alex Ferguson.

Namun, musim keduanya bersama United tidak berjalan mulus. Di musim 2024/2025, Casemiro terlihat lamban, baik dalam pergerakan maupun pengambilan keputusan. Faktor usia dan intensitas Premier League membuat performanya menurun tajam. Banyak pihak mulai meragukan apakah ia masih layak menjadi andalan di lini tengah klub.

3. Fabinho

Fabinho, yang pernah menjadi gelandang bertahan terbaik di Premier League, juga mengalami penurunan performa. Dalam beberapa musim terakhir bersama Liverpool, kontribusinya mulai berkurang. Hal ini menjadi salah satu alasan utama mengapa Liverpool mengalami musim buruk di era Jurgen Klopp.

Fabinho sebelumnya dikenal sebagai pilar penting dalam lini tengah Liverpool, membawa klub meraih berbagai gelar bergengsi. Namun, menjelang usia 30 tahun, performanya merosot tajam. Beruntung, Liverpool berhasil melepasnya ke klub Arab Saudi dengan nilai transfer £40 juta. Penurunan performa ini mencerminkan bagaimana usia bisa menjadi faktor besar bagi seorang pemain bertahan.

4. Dele Alli

Dele Alli adalah salah satu pemain muda yang paling menjanjikan di Premier League beberapa tahun lalu. Dalam tiga musim pertamanya bersama Tottenham, ia mencetak 37 gol dan memberikan 26 assist, sebuah catatan luar biasa untuk seorang gelandang serang.

Namun, sejak musim terbaiknya di 2016/2017, performanya terus menurun. Pada era Jose Mourinho, Dele terlihat kehilangan sentuhan magisnya. Kini, ia berusaha menghidupkan kembali kariernya bersama Como di Serie B Italia. Meski memiliki ambisi untuk kembali ke level tertinggi, banyak yang meragukan apakah Dele mampu kembali ke performa terbaiknya.

5. Alexis Sanchez

Alexis Sanchez adalah salah satu penyerang paling mematikan di Premier League selama masa jayanya bersama Arsenal. Ia menjadi salah satu pemain terbaik di era akhir Arsene Wenger, mencetak gol-gol krusial dan tampil konsisten.

Namun, segalanya berubah setelah ia pindah ke Manchester United. Penurunan performa Alexis di Old Trafford sangat drastis, hingga ia tidak lagi mampu menunjukkan kualitas yang sama seperti saat berseragam Arsenal. Setelah beberapa kali berpindah klub, kini Alexis bermain di Serie A bersama Udinese, mencoba menikmati sisa kariernya sebagai pesepak bola profesional.

6. Pierre-Emerick Aubameyang

Pierre-Emerick Aubameyang dulunya adalah salah satu striker paling produktif di Eropa. Ketika masih berseragam Arsenal, ia menjadi kapten dan pencetak gol utama tim. Namun, segalanya berubah setelah Mikel Arteta mencopot ban kapten darinya.

Setelah pindah ke Barcelona, Aubameyang sempat menunjukkan performa gemilang dengan mencetak 11 gol dalam 18 pertandingan La Liga. Namun, kembalinya ke Premier League bersama Chelsea menjadi bencana. Di Stamford Bridge, Aubameyang hanya mampu mencetak satu gol di Premier League, jauh dari performa yang pernah ia tunjukkan sebelumnya. Kini, ia bermain di Liga Arab, menunjukkan bahwa puncak kariernya sudah lewat.

Dengan penurunan performa ini, para pemain tersebut menghadapi tantangan besar untuk membuktikan bahwa mereka masih memiliki sesuatu untuk ditawarkan di dunia sepak bola. Namun, waktu terus berjalan, dan tak semua bintang mampu bertahan di puncak karier mereka.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments