Siapa yang tidak kenal dengan salah satu pelatih terbaik di dunia, Jose Mourinho? Pria asal Portugal berusia 61 tahun ini merupakan salah satu pelatih terhebat dan tersukses di jagat sepak bola dunia.
Jose Mourinho pernah menunggangi sejumlah klub besar Eropa, di antaranya MU, Real Madrid, Chelsea, Inter Milan, dan AS Roma.
Saat ini, Jose Mourinho telah dipercaya untuk melatih klub raksasa Turki, Fenerbahçe. Dan diharapkan bisa mempersembahkan banyak trofi kepada Sarı Kanaryalar, julukan tim yang berdiri pada 1907 itu.
Selama berkarier sebagai juru taktik, Mourinho setidaknya telah mengoleksi 26 trofi bersama dengan klub-klub yang pernah ia tangani. Baik di kompetisi domestik maupun zona Eropa. Berhasil sukses ia mendapatkan julukan istimewa The Spesial One.
Tapi, Jose Mourinho ternyata bukan pelatih dengan trofi terbanyak. Artinya, selain dia, masih ada pelatih hebat lainnya dengan koleksi trofi yang lebih banyak.
Siapa saja mereka, pelatih yang memiliki trofi terbanyak.
Carlo Ancelotti (29 trofi)
Carlo Ancelotti telah berkecimpung di dunia manajemen sejak tahun 1995 dan ikon Italia ini sepertinya tidak akan melambat dalam waktu dekat, hampir 3 dekade kemudian.
Pelatih berusia 64 tahun ini telah berhasil mendapatkan trofi di 5 liga top Eropa – La Liga, Serie A, Bundesliga, Premier League, dan Ligue 1. Yang menunjukkan bagaimana hebatnya bos Real Madrid saat ini yang dimana menjadi pemenang beruntun.
Dia juga salah satu dari sedikit orang yang berhasil memenangkan Liga Champions baik sebagai pemain maupun Manajer, meraihnya sebanyak 5 kali saat duduk di bangku cadangan.
2 kemenangan tersebut didapat oleh AC Milan, di mana  Ancelotti masih digembar-gemborkan sebagai pahlawan sebagai orang terakhir yang membawa trofi Eropa terbesar yang ditawarkan kepada Rossoneri.
3 pemain lainnya yang tampil dalam 2 periode berbeda bersama dengan Los Blancos, yang terakhir terjadi dalam kemenangan 2-0 atas Borussia Dortmund bersama tim Spanyol tersebut.
Saat pertama kali terjun ke sepak bola Inggris, Ancelotti hampir bisa mengamankan semua trofi domestik yang ditawarkan saat dirinya memulai kariernya. Di Chelsea dengan kesuksesan di Community Shield sebelum melanjutkannya dengan gelar ganda di Premier League dan Piala FA.
Kemenangan liga lainnya diraih saat dirinya bersama Bayern Munich dan PSG di Jerman dan Prancis.
Trofi yang ke-28 diraihnya pada saat ia berhasil membawa Real Madrid meraih kejayaan Spanyol pada musim 2023/2024, merebut kembali gelar tersebut dari sang rival Barcelona.
Valeriy Lobanovskyi (30 trofi)
Valeriy Lobanovskyi melakukannya sebagian besar pekerjaanya di balik Tirai Besi Pakta Warsawa pada 1970-an dan 1980-an sebagai manajer Dynamo Kyiv. Merupakan salah satu klub tersukses yang pernah ada dalam sejarah Uni Soviet.
Sepak bola Soviet cukup menarik tetapi tidak begitu banyak orang yang tahu tentangnya di dunia barat.
Itu inovatif dengan caranya sendiri, dengan Dynamo Kyiv dari Lobanovskyi dengan institut pendidikan Jasmani Negara Kyiv untuk membawa sistem perhitungan ke timnya untuk mengelola beban kerja timnya.
Selain itu, ia juga telah mengembangkan sebuah gaya permainan yang agak mirip dengan total  football Rinus Michel. Tetapi lebih menekankan pada tekanan.
Di bawah bimbingannya  Dynamo Kyiv telah berhasil memenangkan 8 gelar Liga Top Soviet dan 6 Piala Soviet.
Dynamo juga telah sukses di pentas kontinental, dimana berhasil menjuarai 2 Piala Winners UEFA, dan Piala Super Eropa atas Bayern Munich.
Lobanovsky juga pernah menjadi manajer tim nasional Uni Soviet, hampir saja meraih trofi pada tahun 1988. Ketika mereka berhasil mencapai Final kejuaraan Eropa.
Namun, gol yang sangat ikonik dari Marco van Basten untuk Belanda itu telah membuyarkan impian untuk meraih kemenangan. Menyusul pembubaran Uni Soviet, Lobanovskyi mengubah Dynamo menjadi tim dominan yang ada di Ukraina. Berhasil memenangkan 5 gelar Liga Nasional secara berturut-turut, dan juga tiga Piala Ukraina berturut-turut.
Mircea Lucescu (38 trofi)
Seorang manejer pekerja harian sejati, Lucescu telah memenangkan trofi di Rumania, Turki, Ukraina, dan Italia.
Lain dari balik Tirai Besi, Lucescu memulai karier manajernya di negara asalnya Rumania, telah memenangkan 2 piala Rumania dan 1 gelar liga bersama dengan Dinamo Bucaresti.
Setelah revolusi tahun 1989, Lucescu meninggalkan Rumania untuk bergabung dengan Pisa di Italia.
Masa-masanya di Brescia lebih inovatif, ketika ia menjadi pelatih kebugaran Adriano Bacconi menciptakan program perangkat lunak bernama FARM (Football Athletics Results Manager). Dimana itu merupakan salah satu sistem pemantauan data pertama dalam sepak bola. Di Brescia, ia juga memenangkan Piala Inggris-Italia 1993-94.
Masa suksenya saat di klub sepak bola mana pun adalah masa jabatannya sebagai pelatih Shakhtar Donetsk, di mana ia telah mengubah mereka menjadi salah satu tim terhebat yang ada di Ukraina sepanjang masa.
Menjadi tim yang paling mendominasi di Ukraina. Berhasil memenangkan 8 gelar Utama Ukraina, 6 Piala Ukraina, dan 7 Piala super Ukraina.
Selain itu, mereka telah merasakan kesuksesan di pentas kontinental dengan menjuarai Piala UEFA 2009 atas tim jerman Werder Bremen.
Waktunya bersama Zenit St. Petersburg membuatnya memenangkan Piala Rusia sebelum periode naas sebagai manajer Turki tidak membuahkan hasil.
Dia kembali ke Ukraina untuk melatih rival terbesar Shakhtar, Dynamo Kyiv, memenangkan treble domestik di musim pertamanya sebagai pelatih. Ia pensiun dari manajemen pada November 2023.
Pep Guradiola (39 trofi)
Mungkin manajer terhebat sepanjang masa. Jika dia masih belum melakukannya, maka dia pasti sedang dalam perjalanan menjadi yang terhebat dalam hal perolehan trofi.
38 trofi ketika ia masih belum pensiun sungguh sangat luar biasa. Di usianya yang telah 53 tahun. Pep memiliki waktu lebih dari cukup untuk bisa mengejar sosok pria nomor 1 di daftar ini.
Ini merupakan sebuah bukti bagaimana bagusnya dia sebagai seorang pelatih bahkan di awal kariernya. Bahkan dia diberi kesempatan untuk bisa melatih tim utama Barcelona setelah hanya 1 tahun bersama dengan tim B.
Dia berhasil membayar kepercayaan itu secata instan, berhasil mendapatkan treble di tahun pertamanya sebagai pelatih dan menyelesaikan sextuple pertama dalam sejarah sepak bola pada akhir tahun 2009.
Di akhirnya waktunya bersama Barcelona, ia telah memenangkan 14 trofi. Yang dimana membuatnya menjadi pelatih terbaik di Barcelona, manajer tersukses dalam sejarah klub. Meski masa jabatannya di klub hanya bertahan 4 tahun.
Kepindahannya ke Bayern membuahkan hasil, yang dimana kembali ke jalur kemenangan setelah cuti panjang selama 1 tahun.
Berhasil memenangkan Bindesliga dan DFB-Pokal di Jerman itulah pencariannya untuk meraih kemenangan ketika di Liga Champions mulai menghantuinya karena klub Bavaria itu akan tersingkir di babak semifinal dalam tiga musim kepemimpinannya.
kepindahannya ke Manchester City memperkuat warisannya di dunia sepak bola, karena The Citizens telah menjadi klub dominan di sepak bola Inggris selama delapan tahun terakhir.
Mereka telah memenangkan 6 gelar Premier League, 4 Piala Liga, 2 Piala FA, 2 perisai komunitas FA dan mengakhiri pencarian Pep untuk trofi Liga Champions ketiga itu ketika mereka mengalahkan Inter Milan di Istanbul pada 2023.
Sir Alex Ferguson (49 trofi)
Perdebatan mengenai siapa yang menjadi manajer terhebat sepanjang masa mungkin saja akan bertahan hingga akhir zaman.
Namun kasus Sir Alex Ferguson tidak bisa disangkal karena jumlah trofi yang ia miliki untuk timnya sungguh luar biasa.
Dia memulai perolehan trofinya yang luas bersama St. Mirren, memenangkan gelar divisi pertama pada tahun 1977.
Menjadi manajer Aberdeen pada 1978, memenangkan gelar Divisi Utama Skotlandia di musim keduanya.
Dia kemudian memenangkan dua gelar liga lagi dan empat Piala Skotlandia selama waktunya di klub.
Kemenangannya yang paling terkenal adalah kemenangan Dons melawan Real Madrid di Piala Winners Eropa 1983.
Dia pindah ke Manchester United pada 1986, dan warisannya di Setan Merah akan menjadi legenda mutlak.
Diketahui bahwa klub tersebut agak gagal dalam beberapa tahun pertamanya di klub. Namun dari tahun 1990 hingga 2013 mereka telah berhasil memenangkan 38 trofi, rata-rata hampir dua trofi setiap musim.
Klub ini telah mendominasi dua setengah dekade pertama Premier League dan bahkan menambahkan banyak kemenangan Piala FA, Piala Liga, dan Community Shield ke dalam kabinet mereka.
Mereka telah sukses di Eropa, memenangkan 2 gelar Liga Champions dan kemenangan mereka pada tahun 1999 menjadi bagian dari treble klub yang terkenal.
Selain itu, dalam 2 kesempatan, klub menjadi Juara Dunia, memenangkan Piala Interkontinental pada tahun 1999 dan Piala Dunia Antarklub FIFA pada tahun 2008.
Sir Alex Ferguson mengubah Manchester United menjadi klub terbesar di dunia pada puncak kejayaannya, dan warisannya akan abadi selamanya.