Mateo Retegui kirim pesan tegas kepada para pengkritiknya. Striker Timnas Italia itu menunjukkan bahwa kepindahannya ke Liga Arab Saudi bukan keputusan yang salah. Dalam empat pertandingan terakhir bersama Gli Azzurri, Retegui mencetak lima gol, termasuk dua gol penting ke gawang Israel yang mengantarkan Italia mengamankan tiket babak play-off Piala Dunia 2026.
Bagi Retegui, performa impresif ini bukan sekadar statistik. Ia ingin membuktikan bahwa bermain di Liga Arab Saudi tidak menurunkan kualitas pemain Eropa, seperti yang sering disangkakan publik. Di usia 26 tahun, mantan striker Tigre itu justru menunjukkan kedewasaan permainan, ketenangan di depan gawang, dan konsistensi luar biasa.
Dua golnya melawan Israel menegaskan perannya sebagai ujung tombak utama dalam skuad Gennaro Gattuso. Lebih dari itu, Retegui juga mengirim pesan moral bagi para pemain yang berkarier di luar Eropa: kualitas seseorang tidak ditentukan oleh lokasi bermain, tetapi oleh kerja keras dan dedikasi.
Penebusan dari Titik Putih yang Menentukan
Mateo Retegui sempat mengalami momen sulit beberapa hari sebelum laga melawan Israel. Dalam pertandingan melawan Estonia, eksekusi penaltinya gagal dan membuatnya menjadi sasaran kritik. Namun, sang striker tidak terpengaruh. Ketika kesempatan datang lagi, ia berdiri di depan bola dengan percaya diri penuh.
Tendangan kerasnya kali ini sukses menjebol gawang Israel dan membuka keunggulan Italia. Momen itu menjadi simbol penebusan bagi Retegui — sebuah jawaban atas tekanan besar yang ia hadapi dalam beberapa pekan terakhir.
“Saya sangat senang karena kami sedang membangun sesuatu yang besar,” ujar Retegui kepada RAI Sport. “Kami terus menyerap ide pelatih, dan dua laga terakhir ini menunjukkan kemajuan yang nyata.”
Tak hanya mencetak gol, Retegui juga bekerja keras membantu tim menekan sejak lini depan. Dalam sistem Gattuso yang menekankan intensitas tinggi dan pressing agresif, kontribusinya terasa vital. Ia bukan hanya finisher, tapi juga pemicu ritme permainan Italia.
Performa Gacor yang Sulit Dibendung
Gol penalti hanyalah awal. Tak lama berselang, Retegui menambah pundi-pundi golnya lewat tembakan melengkung cantik ke pojok atas gawang — gol yang menjadi perbincangan publik sepak bola Eropa.
Dengan tambahan dua gol itu, catatan Retegui kini menjadi lima gol dalam empat pertandingan bersama Italia. Produktivitas yang luar biasa, bahkan bila dibandingkan dengan striker top Eropa lain yang masih kesulitan menjaga konsistensi.
“Saya pikir kami sedang membentuk tim yang solid,” kata Retegui. “Kami mencetak banyak gol dan juga menjaga gawang tetap bersih malam ini.”
Statistik tersebut menegaskan bahwa Retegui bukan striker musiman. Sejak debutnya bersama Italia, ia selalu menunjukkan kemampuan mencetak gol dalam berbagai situasi — dari bola mati, serangan cepat, hingga kombinasi antar lini. Tak heran jika Gattuso menempatkannya sebagai pemain tak tergantikan di lini depan.
Jawaban Keras untuk yang Meremehkan Liga Arab Saudi
Setelah pertandingan, Retegui juga menyinggung pandangan publik terhadap Liga Arab Saudi, tempatnya kini bermain bersama Al-Qadsiah. Banyak yang menganggap kompetisi itu tak selevel dengan liga-liga Eropa, namun Retegui membantah keras anggapan tersebut.
“Liga Pro Saudi jauh lebih kompetitif dari yang orang pikirkan,” tegasnya kepada Sky Sport Italia. “Banyak klub di sana memiliki pemain dan pelatih berkualitas dunia, dan pertandingan berlangsung dengan tempo tinggi.”
Ia juga menambahkan bahwa ritme permainan di Arab Saudi membantunya menjaga kebugaran. “Saya bermain secara reguler dan dengan intensitas tinggi, itu sebabnya saya tetap bugar dan tajam,” ujarnya.
Pernyataan Retegui seolah menjadi pembelaan bagi para pemain top yang memilih berkarier di Timur Tengah, seperti Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, dan Riyad Mahrez. Ia membuktikan bahwa kompetisi di Arab bukanlah “liga pensiun”, melainkan wadah bagi pemain untuk terus berkembang secara profesional.
Fokus Italia Menatap Babak Play-off
Meski tampil luar biasa dan mencetak banyak gol, Retegui tetap menjaga kerendahan hati. Ia menyadari bahwa perjuangan Italia belum selesai. Tiket ke babak play-off hanyalah satu langkah menuju target utama — lolos ke Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
“Kami harus tetap bekerja keras, beristirahat dengan baik, dan fokus pada laga berikutnya,” tuturnya. “Kami tahu tekanan selalu besar untuk Italia, tapi dengan kerja sama dan mentalitas yang benar, kami bisa mencapainya.”
Sikap profesional dan kepercayaan diri Retegui menjadi modal penting bagi Italia yang tengah memasuki fase transisi di bawah Gattuso. Di tengah keraguan publik, striker 26 tahun itu justru menjelma menjadi simbol harapan baru Gli Azzurri — pemain yang mampu membungkam kritik lewat aksi nyata di lapangan.