Sebelum kedatangan Maarten Paes, kiper andalan FC Dallas, Timnas Indonesia mengandalkan Ernando Ari sebagai penjaga gawang utama. Kiper Persebaya Surabaya ini menjadi salah satu sosok kunci di balik keberhasilan Skuad Garuda melaju ke ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Namun, kedatangan Paes membuat Ernando kehilangan tempatnya. Kini, rencana naturalisasi Emil Audero Mulyadi semakin memperkecil peluang bagi kiper-kiper lokal untuk tampil reguler.
PSSI telah mengonfirmasi bahwa Emil Audero akan segera menjalani proses naturalisasi. Eks kiper Juventus yang kini membela Como 1907 itu diharapkan bisa membela Timnas Indonesia dalam laga kontra Australia pada 20 Maret 2025. Berdasarkan pengalaman dan rekam jejaknya, Audero berpeluang besar menjadi pilihan utama Patrick Kluivert di bawah mistar.
Jika seorang Maarten Paes, yang sudah memiliki pengalaman di Major League Soccer (MLS) bersama Inter Miami, masih harus berjuang mempertahankan tempatnya, bagaimana dengan kiper-kiper lokal? Berikut adalah empat penjaga gawang binaan lokal yang harus bersaing dengan Emil Audero Mulyadi.
1. Nadeo Argawinata
Nama Nadeo Argawinata mencuat di Timnas Indonesia sejak era kepelatihan Shin Tae-yong. Kiper yang kini berusia 27 tahun itu pertama kali dipanggil ke Skuad Garuda pada Mei 2021 saat menghadapi Oman dalam laga uji coba. Sejak saat itu, ia sering dipercaya menjadi pilihan utama.
Namun, seiring dengan berkembangnya talenta muda seperti Ernando Ari, posisi Nadeo semakin tersisih. Performanya di klub juga tidak begitu stabil. Meskipun memiliki pengalaman lebih banyak dibanding beberapa kiper lokal lainnya, peluang Nadeo untuk kembali bersaing di level internasional kian mengecil dengan kedatangan Audero. Patrick Kluivert diprediksi akan lebih mengandalkan kiper dengan pengalaman di Eropa dibandingkan pemain lokal yang belum banyak merasakan atmosfer kompetisi tingkat atas.
2. Cahya Supriadi
Cahya Supriadi adalah salah satu kiper muda potensial yang digadang-gadang menjadi masa depan Timnas Indonesia. Pemain berusia 22 tahun ini menunjukkan performa gemilang saat memperkuat Timnas U-23 dalam berbagai ajang internasional. Kariernya dimulai dari akademi Persija Jakarta sebelum akhirnya bergabung dengan FC Bekasi City.
Meskipun memiliki potensi besar, persaingan di bawah mistar Timnas Indonesia semakin ketat. Jika sebelumnya Cahya masih memiliki peluang untuk berkembang, kehadiran Maarten Paes dan Emil Audero membuat situasinya berubah drastis. Dengan dua kiper naturalisasi yang memiliki pengalaman lebih mumpuni, Cahya harus bekerja ekstra keras untuk membuktikan bahwa dirinya layak mendapat kesempatan bermain di tim utama.
3. Muhammad Riyandi
Muhammad Riyandi adalah salah satu kiper berbakat yang saat ini memperkuat Persis Solo. Ia dikenal sebagai penjaga gawang yang tangguh dan memiliki refleks cepat. Di level klub, Riyandi menjadi pilihan utama dan sering kali tampil gemilang di BRI Liga 1.
Namun, di level internasional, Riyandi belum mendapat banyak kesempatan. Dalam ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026, ia lebih sering menjadi pelapis bagi Maarten Paes dan Ernando Ari. Kini, dengan masuknya Emil Audero, kesempatan Riyandi untuk tampil di bawah mistar Timnas semakin menipis. Jika tidak segera menunjukkan peningkatan performa, Riyandi mungkin hanya akan menjadi pilihan keempat atau kelima di Timnas Indonesia.
4. Ernando Ari
Di antara nama-nama kiper lokal lainnya, Ernando Ari masih memiliki peluang lebih besar untuk bersaing. Kiper berusia 22 tahun ini telah menjadi andalan Timnas Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Ia tampil gemilang di berbagai turnamen, termasuk Piala Asia 2023 dan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Namun, cedera yang dialaminya membuat Ernando harus absen dalam beberapa pertandingan penting. Meskipun memiliki statistik yang cukup baik, jumlah penyelamatan yang dilakukan Ernando masih kalah dibandingkan dengan kiper-kiper naturalisasi. Dalam tiga pertandingan pertama di babak kualifikasi, Ernando hanya mencatatkan dua clean sheet dan kebobolan satu gol.
Kehadiran Emil Audero semakin memperkecil peluang Ernando untuk kembali menjadi pilihan utama. Namun, jika mampu menunjukkan performa terbaiknya, Ernando masih bisa menjadi kiper utama Timnas di masa mendatang. Ia hanya perlu lebih konsisten dan siap bersaing dengan pemain naturalisasi yang memiliki pengalaman di level tertinggi sepak bola Eropa.
Kedatangan Emil Audero Mulyadi ke Timnas Indonesia tentu menjadi kabar baik bagi peningkatan kualitas skuad. Namun, bagi kiper-kiper lokal, hal ini justru menjadi tantangan besar. Mereka harus membuktikan bahwa pemain binaan lokal masih bisa bersaing dengan kiper naturalisasi yang memiliki pengalaman lebih luas. Dengan persaingan yang semakin ketat, hanya mereka yang memiliki konsistensi tinggi yang akan bertahan dan mendapatkan kesempatan tampil bersama Timnas Indonesia.