Ketika berbicara tentang kemungkinan Xabi Alonso menjadi manajer Real Madrid selanjutnya, ada banyak elemen yang perlu dipertimbangkan. Meskipun ada minat yang meningkat dari pihak Madrid, karakteristik dan latar belakang manajerial Xabi Alonso tampaknya menimbulkan beberapa pertanyaan tentang kesesuaian perannya di klub ibu kota Spanyol ini.
Xabi Alonso saat ini masih menjabat sebagai manajer Bayer Leverkusen, dan sejak dia mengambil alih pada Oktober 2022, dia telah membawa perubahan yang cukup signifikan. Salah satu pencapaiannya yang mencolok adalah musim 2022/2023 di mana Leverkusen berhasil mengatasi masalah di papan bawah dan mampu finis di peringkat ke-6 dalam Liga Jerman. Prestasi ini tentu saja memunculkan minat dari berbagai pihak, termasuk Real Madrid, yang tertarik dengan jejak sukses yang telah dia buktikan.
Musim 2023/2024 juga telah dimulai dengan baik untuk Leverkusen, yang belum terkalahkan dalam lima pertandingan pertama. Keberhasilan ini semakin memantapkan posisi Xabi Alonso sebagai salah satu kandidat kuat untuk kursi manajer Real Madrid selanjutnya. Namun, meskipun prestasinya di Leverkusen mengesankan, ada beberapa alasan yang dapat menjelaskan mengapa Xabi Alonso mungkin kurang cocok untuk mengambil kendali Real Madrid, berikut alasannya!
Mengandalkan Penguasaan Bola
Salah satu karakteristik yang menjadi ciri khas tim sepakbola adalah filosofi bermain yang diterapkan oleh manajernya. Namun, ketika kita membahas kemungkinan kedatangan Xabi sebagai manajer Real Madrid di musim depan, kita segera menyadari bahwa ada tantangan besar yang harus diatasi dalam hal filosofi permainan.
Xabi, yang sudah dikenal sebagai salah satu pemain tengah terbaik di dunia pada masanya, telah membentuk filosofi bermain yang sangat bergantung pada penguasaan bola. Ia telah memupuk keyakinan bahwa kontrol bola adalah kunci untuk mengendalikan jalannya pertandingan. Namun, filosofi ini tidak sepenuhnya mirip dengan pendekatan yang selama ini diadopsi oleh Real Madrid. Di mana lebih cenderung memainkan sepakbola yang eksplosif dengan umpan-umpan langsung dan cepat.
Namun, jika Xabi akan mengambil alih sebagai manajer, kita perlu bertanya apakah filosofi penguasaan bola yang diterapkannya akan cocok dengan skuad Madrid yang telah terbiasa dengan gaya permainan yang berbeda. Ini adalah pertanyaan kunci yang harus dijawab oleh klub jika mereka ingin mempertimbangkan Xabi sebagai manajer.
Pertanyaan lain yang muncul adalah sejauh mana Real Madrid bersedia memberikan waktu kepada Xabi untuk mengubah filosofi permainan tim. Jika klub ini memutuskan untuk menggantinya dengan Xabi, maka kemungkinan besar akan ada periode penyesuaian yang diperlukan. Skuad Madrid akan perlu belajar bermain dengan tempo yang lebih lambat. Serta lebih berfokus pada penguasaan bola, yang mungkin memerlukan waktu dan kesabaran. Pertanyaannya adalah, apakah klub ini akan memberi Xabi waktu yang cukup untuk berproses dan mengubah pola permainan tim?
Cenderung Pakai Tiga Bek
Formasi dasar adalah salah satu aspek taktik yang sangat penting dalam sepakbola. Formasi yang dipilih oleh seorang manajer dapat memengaruhi seluruh dinamika permainan.
Dalam hal ini, Xabi memiliki kecenderungan untuk menggunakan formasi dengan tiga bek, seperti 3-4-3 atau 3-5-2, selama melatih di Bayer Leverkusen. Formasi ini mungkin berhasil untuknya di klub sebelumnya, tetapi Madrid bukanlah klub yang terbiasa dengan prinsip taktikal seperti ini.
Real Madrid telah lama menggunakan formasi dengan empat bek di lini belakang, dan ini telah menjadi bagian penting dari identitas permainan mereka. Dengan pemain-pemain hebat seperti Sergio Ramos dan Raphael Varane di lini belakang. Mereka telah berhasil mengukir sejarah dengan pertahanan yang kuat.
Oleh karena itu, ketika membahas kemungkinan kedatangan Xabi sebagai manajer. Kita harus bertanya apakah preferensi formasi dasarnya akan sesuai dengan komposisi pemain yang ada.
Butuh Bek-bek Modern
Prinsip penguasaan bola yang menjadi ciri khas Xabi juga membawanya ke kebutuhan akan bek-bek modern. Bek-bek modern adalah pemain yang tidak hanya kuat dalam pertahanan. Tetapi juga pandai dalam sirkulasi bola dan seringkali dapat berperan sebagai ball-playing defender. Ini adalah karakteristik yang sangat penting dalam filosofi bermain Xabi.
Selama melatih di Bayer Leverkusen, Xabi telah bekerja dengan bek-bek seperti Edmond Tapsoba dan Jonathan Tah. Mereka memiliki kemampuan untuk bermain dengan bola dan memulai serangan dari belakang. Namun, ketika kita melihat skuad Real Madrid saat ini, kita melihat bahwa mereka tidak memiliki bek-bek modern dengan karakteristik seperti itu.
Pemain Harus Bermain Sesuai Kebutuhan
Terakhir, Xabi memiliki kecenderungan untuk membuat pemain bermain sesuai dengan kebutuhan tim, bukan berdasarkan posisi asal mereka. Ini bisa mempengaruhi pemain yang memiliki keunggulan tertentu, seperti Vinicius Junior, Aurelien Tchouameni, atau Jude Bellingham. Xabi mungkin akan meminta mereka bermain di luar peran yang biasa mereka mainkan. Ini bisa menjadi hambatan dalam memanfaatkan sepenuhnya potensi pemain-pemain tersebut.