Bursa transfer musim panas 2025 kembali menyita perhatian publik sepak bola dunia. Tiga transfer paling boros di musim panas 2025 menjadi sorotan utama, terutama karena beberapa klub besar Eropa rela mengeluarkan dana besar untuk merekrut pemain yang sebenarnya punya nilai pasar jauh di bawah harga pembeliannya. Manchester United dan Tottenham Hotspur jadi dua nama yang disebut dalam laporan Football Transfers sebagai pelaku transfer paling “rugi” dari sisi nilai ekonomi.
Transfer yang tak seimbang ini menimbulkan perdebatan mengingat adanya regulasi seperti Financial Fair Play (FFP) dan Profit & Sustainability Rules (PSR) yang kini diterapkan lebih ketat. Namun, kenyataannya beberapa klub tetap melakukan pengeluaran besar demi mengejar prestasi. Laporan Football Transfers mengidentifikasi tiga nama dengan selisih harga pembelian yang signifikan dibandingkan nilai pasar saat itu, dan dua di antaranya berasal dari Manchester United. Dengan total perbedaan nilai mencapai puluhan juta pounds, hal ini kembali memunculkan pertanyaan mengenai efisiensi manajemen transfer di klub-klub top.
Berikut adalah tiga transfer paling boros yang tercatat selama jendela musim panas 2025:
Bryan Mbeumo (Manchester United)
Salah satu transfer yang paling disorot datang dari Manchester United, yang mendatangkan Bryan Mbeumo dari Brentford dengan mahar mencapai 65 juta pounds. Padahal, berdasarkan data nilai pasar dari situs terpercaya, winger asal Kamerun ini hanya memiliki estimasi harga sekitar 37 juta pounds.
Dengan kata lain, Setan Merah membayar lebih mahal sebesar 28,3 juta pounds untuk pemain yang musim lalu memang mencetak 27 kontribusi gol, baik melalui assist maupun gol pribadi. Meski produktivitasnya patut diapresiasi, banderol tersebut dinilai terlalu tinggi, bahkan untuk klub sebesar MU.
Keputusan ini dinilai terburu-buru oleh sejumlah analis sepak bola Inggris, yang menilai bahwa MU terlalu fokus pada output jangka pendek tanpa mempertimbangkan nilai ekonomis jangka panjang. Bryan Mbeumo memang pemain cepat dan punya visi bermain bagus, namun belum teruji dalam tekanan level atas yang dihadapi oleh klub seperti Manchester United.
Matheus Cunha (Manchester United)
Masih dari kubu Old Trafford, nama Matheus Cunha juga masuk dalam daftar sebagai transfer yang terlalu mahal. Striker asal Brasil ini dibeli dengan harga 62,5 juta pounds, sementara nilai pasarannya saat itu diperkirakan berada di angka 50,9 juta pounds. Artinya, Manchester United membayar lebih sekitar 11,6 juta pounds.
Penampilan Cunha bersama Wolverhampton musim lalu memang cukup mengesankan. Ia mencatat sembilan penghargaan Man of the Match serta terlibat aktif dalam proses serangan tim. Namun, kritik datang dari kalangan yang menilai bahwa konsistensinya belum sepenuhnya terbukti, terutama dalam pertandingan besar melawan tim-tim papan atas.
Meski demikian, manajemen Manchester United tetap optimis terhadap dampak jangka panjang Cunha di lini depan. Mereka percaya bahwa dengan dukungan sistem yang tepat dan kepercayaan penuh dari pelatih. Cunha bisa menjadi penyerang utama yang andal untuk beberapa musim ke depan.
Mohammed Kudus (Tottenham Hotspur)
Berbeda dari MU yang melakukan dua pembelian boros sekaligus. Tottenham hanya tercatat melakukan satu transfer yang dianggap di luar batas kewajaran harga. Mereka memboyong Mohammed Kudus dari West Ham United dengan harga 55 juta pounds, padahal nilai pasarnya saat itu hanya 45,6 juta pounds. Selisih sebesar 9,6 juta pounds membuat transfer ini masuk dalam daftar transfer paling boros versi Football Transfers.
Kudus adalah pemain serba bisa yang bisa dimainkan di berbagai posisi lini serang. Pelatih Thomas Frank disebut sangat membutuhkan pemain dengan karakteristik seperti Kudus. Terutama untuk mengisi sektor kanan serangan bersama Son Heung-min dan Mathys Tel. Kudus juga memiliki keunggulan dalam hal dribel dan kemampuan menciptakan ruang di pertahanan lawan.
Meski dianggap overprice, banyak pihak menilai bahwa jika Kudus mampu berkembang dengan baik. Maka, nilai transfernya saat ini bisa terlihat sepadan di masa depan. Potensinya yang besar membuat Tottenham bersedia mengambil risiko tersebut.
Boros atau Strategis?
Tiga transfer di atas menunjukkan bagaimana klub-klub top masih bersedia mengeluarkan dana besar demi mendapatkan pemain incaran, meski harga belinya jauh di atas nilai pasar. Dalam konteks kompetisi yang semakin ketat, keputusan-keputusan tersebut bisa berdampak positif bila pemain yang direkrut memberikan kontribusi langsung. Namun sebaliknya, bila performanya menurun atau tak sesuai ekspektasi, maka transfer ini bisa menjadi beban finansial yang panjang.
Manchester United dan Tottenham kini harus membuktikan bahwa investasi mereka tidak sia-sia. Dengan harapan tinggi dari para pendukung dan tekanan besar dari media, ketiga pemain ini akan menjadi sorotan sepanjang musim mendatang. Apakah mereka akan membuktikan harga mahalnya? Atau justru masuk dalam daftar pembelian gagal musim depan?